Mengenal Ciri-Ciri Haji yang Mabrur dan Hal yang Harus Dihindari Saat Haji

Kategori : , Ditulis pada : 21 Maret 2022, 14:14:08

Sering kita mendengar umat muslim mendoakan kepada orang yang berangkat ataupun kembali dari haji, “Semoga menjadi haji yang mabrur.” Apa yang dimaksud dengan haji mabrur? Dan apakah ciri seseorang disebut menjadi haji yang mabrur tersebut?

Haji mabrur menurut bahasa adalah haji yang baik atau diterima oleh Allah SWT. Namun secara istilah, haji mabrur ialah haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Rasulullah SAW, serta memperhatikan rukun, syarat, wajib serta larangan dalam ibadah haji. Pastinya, setiap muslim yang menjalankan ibadah haji berharap bisa menjadi haji yang mabrur ketika pulang dari Baitullah.

61.jpg

Photo by Abdulla Dhahri on Unsplash

Tentu terdapat ciri-ciri seorang yang telah melaksanakan haji disebut menjadi haji mabrur. Berikut ini akan dijelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan agar Anda menjadi haji mabrur nantinya. Mulai dari ciri-cirinya, hingga hal-hal yang harus dihindari selama berada di tanah suci. Simak hingga akhir ya!

Ciri-Ciri Menjadi Haji Mabrur

Terdapat beberapa hadits Rasulullah yang menyebutkan tentang ciri-ciri seseorang menjadi haji mabrur. Seperti pada hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,

“Wahai Rasulullah SAW, apakah itu haji mabrur? Rasulullah kemudian menjawab: Memberikan makanan dan menebar kedamaian.” (HR. Ahmad)

Di lain waktu, sahabat juga bertanya perihal ciri-ciri haji mabrur, maka Rasulullah berkata: “Memberikan makanan dan berbicara dengan santun.” Dalam sabda Nabi SAW lain yang diriwayatkan oleh Muslim, “Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji sedang ia tidak rafats serta tidak fusuq, maka ia akan kembali dalam keadaan sama seperti waktu ia dilahirkan oleh ibunya.”

Apa itu rafats? Rafats yaitu tindakan yang keji atau tak senonoh contohnya melakukan hubungan suami-istri atau bercumbu. Sedangkan fusuq yaitu mengerjakan perbuatan maksiat yang bisa merusak keimanan serta aqidah dihadapan Allah SWT.

Dengan demikian, bisa diketahui beberapa ciri-ciri menjadi haji mabrur, di antaranya adalah sebagai berikut:

- Menimbulkan kedamaian untuk orang di sekitarnya

-Sopan dan santun saat berbicara

-Peduli terhadap lingkungan sekitar, contohnya dengan memberi makan untuk orang-orang yang membutuhkan

- Membersihkan pikiran, perkataan dan perbuatan, dengan meninggalkan perbuatan maksiat ataupun hal yang tak senonoh lainnya.

Nah, dengan memahami ciri haji mabrur tersebut, semua hal itu dapat tercermin ketika seseorang kembali dari beribadah haji, ia akan menjadi seseorang yang lebih baik, lebih santun dan mengasihi kepada orang lain lebih daripada sebelumnya.

62.jpg

Photo by Abdullah Mukadam on Unsplash

Hubungan baik yang tercipta tidak hanya tentang dirinya dengan Allah (hablum minallah), akan tetapi juga hubungan baik yang terjalin sesama manusia (hablum min-annaas). Hal lain yang muncul, menurut Hasan Al Bashri adalah sikap zuhud. Haji yang mabrur akan lebih dekat kepada Allah, ia akan cenderung melepaskan dari kehidupan dunia dan ia semakin mencintai amalan untuk akhiratnya.

“Tanda (ciri) mabrurnya haji seseorang adalah ia meninggalkan hal yang buruk yang ia lakukan sebelum ia haji.”

Artinya, secara keseluruhan seorang disebut sebagai haji mabrur yaitu ia yang segala unsur kehidupannya menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Hal-Hal yang Harus Dihindari

Setelah penjelasan tentang ciri-ciri haji mabrur di atas, berikut ini hal-hal yang harus Anda hindari agar nantinya Anda termasuk menjadi haji yang mabrur. Di antara hal-hal yang wajib dihindari tersebut adalah:

Memurnikan Niat Haji Hanya Untuk Beribadah Kepada Allah

Segala sesuatu tergantung kepada niatnya. Sangat disarankan untuk memurnikan niat menunaikan ibadah haji yakni semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Jangan sampai terbersit niat-niat lain yang dapat merusak pahala ibadah haji Anda.

contohnya, niat haji hanya untuk ‘ dipandang mampu’ menunaikan haji, ingin ber-swafoto di depan Ka’bah, bahkan hanya ingin sekedar dipanggil ‘Pak Haji’ atau ‘Bu Hajjah’. Oleh karena itu, harus sering-sering mengulang niat selama menjalani ibadah haji agar niat selalu terjaga.

Membersihkan Harta yang Dipakai Untuk Berhaji dari yang Haram

Haji merupakan ibadah yang suci, dilaksanakan di tanah suci maka segala hal yang ada kaitannya dengan pelaksanaannya haruslah bersih. Termasuk harta yang digunakan untuk haji. Hindarilah segala hal yang tidak halal, serta senantiasa berhati-hati agar tidak terjebak godaan setan demi meraih gelar haji.

63.jpg

Photo by Sulthan Auliya on Unsplash

Meninggalkan Rafats, Fusuq dan Jidal

Saat menunaikan ibadah haji, hindari kegiatan yang buruk seperti melontarkan perkataan kotor, bersikap jahat, dan melakukan hal yang tak senonoh atau dalam istilahnya disebut rafats. Tidak boleh pula fusuq, atau bermaksiat serta melanggar aturan Allah. Dan terakhir tak boleh jidal atau bertengkar, bermusuhan apalagi hingga berkelahi.

Tidak Boleh Bersikap Tinggi Hati

Hal yang sering tidak disadari oleh jamaah haji, yaitu bersikap tinggi hati. Merasa diri sudah baik dengan melakukan ibadah haji, namun sejatinya manusia tempatnya salah dan lalai. Jangan sampai Anda merasa sudah baik daripada orang lain yang belum mendapatkan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji.

Tidak Boleh Berlebih-lebihan

Hal terakhir yang wajib dihindari adalah sikap berlebih-lebihan. Baik dalam hal berpakaian, interaksi antar lawan jenis selama melaksanakan ibadah haji dan seterusnya. Sebab pada dasarnya Allah tak menyukai hamba-Nya yang berlebih-lebihan (israf).

Itulah ciri-ciri menjadi haji mabrur serta hal-hal yang harus dihindari. Semoga menjadi haji yang mabrur bagi Anda yang menunaikan ibadah haji ke Baitullah.

Chat Dengan Kami
built with : https://safar.co.id